PUNEN PUTALIMOGAT
(Pesta Perkawinan)
Bila pesta perkawinan pengantin laki-laki dirayakan dalam Punen panegekat, maka Rimatalah yang menjadi pemimpinnya.
Pada waktu sore sebelum perayaan, setelah terlebih dahulu dilakukan perundingan secara adat di rumah pengantin perempuan, kedua mempelai beserta keluarga pergi mandi ke sungai dan menyiapkan diri.
Pada keesokan harinya, pagi-pagi benar pengantin perempuan diantar ke rumah pengantin laki-laki. Di sana ia menolong mertuanya memasak gette. Sedangkan pengantin laki-laki tidak berbuat apa-apa.
Bila makanan sudah siap, lalu mereka makan. Sesudah itu pengantin perempuan pergi ke ladang untuk mengambil dedaunan dan bunga-bungaan yang berwarna-warni, yang akan dipakai untuk dandanan tata rias dalam upacara perkawinan.
Sesudah mandi dan dilakukan penataan busana kepada mempelai, maka dimulailah acara persembahan.
Pengantin pria mempersembahkan laiket dan ajolou kepada buluat: "Terimalah, hai Kina Buluat,
laiket dan ajolou ini, sebagai kami, persatukan kami berdua!". Ritus ini disebut dengan Mulaiket.
Laiket adalah sejenis tumbuhan yang tumbuhnya menjalar dan berumbi besar. Akarnya berjalin-jalin,
terus-menerus berkembang. Umbinya yang besar itu dapat dijadikan makanan.
Oleh karena begitu subur dan rimbunnya pertumbuhan laiket itu, ia dianggap melambangkan kesuburan
dan kemakmuran dalam perkawinan.
Sedangkan ajolou adalah telur yang bermakna sebagai keutuhan, kebulatan dan kesempurnaan. Sebagaimana
telur yang memiliki ciri khas bulat dan utuh dalam kesempurnaannya, diharapkan agar kedua mempelai
juga akan bersatu dalam perkawinan sampai ajal datang.
Setelah itu, pengantin laki-laki memegang seekor ayam dengan kedua belah tangannya, yang disentuhkan kepada dadanya sendiri dan dada pengantin perempuan, kemudian terus bergiliran kepada semua orang yang hadir. Acara ini disebut Iliaake gougou ka tubudda atau persembahan ayam.
Kemudian pengantin laki-laki mengucapkan mantra Sukat dalam menghalau ayam dengan memakai istilah Simatulutaleget, supaya diperoleh suatu ramalan yang baik.
Kemudian ayam itu disembelih dan hati ayam itu dijadikan silimen, yang akan dipersembahkan kepada roh-roh buluat.
Setelah itu pengantin laki-laki tegak lurus dengan menengadahkan mukanya ke langit, serta melambai-lambaikan kedua tangannya. Upaya itu dilakukan untuk menyerbu roh-roh nenek moyang.
Kemudian dilakukan makan bersama dan selesailah pesta perkawinan itu. Pada keesokan harinya semua orang beristirahat, tidak boleh bekerja. Hal itu untuk merestui dan menghargai pesta perkawinan yang baru saja berlangsung.
| Jadikan Sebagai Halaman Pembuka | Masukan ke Favorites | Link ke kami | Kontak |
Tampilan terbaik pada resolusi 800 * 600
Hak Cipta © 2001 oleh Gufron
All Rights Reserved.