LEGENDA PULAU PAGAI
Dahulu kala di muka Selat Sikakap terletak sebuah pulau kecil yaitu pulau Bakat Minuang. Ditengah pulau itu tumbuh sebatang pohon raksasa yang bayangannya sampai ke negeri muko-muko, pantai barat Bengkulu. Bayangan pohon itu mengganggu dan merugikan penduduk setempat. Tanaman padi mereka tidak kena cahaya sinar matahari, karena ditutupi oleh bayang-bayang pohon raksasa itu. |
Penduduk muko-muko pergi ke pulau itu, bermaksud untuk menebang pohon tersebut. Sesampainya di sana, dicoba untuk menebangnya, tetapi pohon itu tiada habisnya ditebang karena besar sekali. Mereka tak patah semangat, dengan tekun berusaha keras menebangnya. Ratusan parang dan kampak besar ditetakkan, namun usaha itu gagal, bahkan tenaga terkuras dan tangkai parang dan kampak rusak binasa. Tangkai parang dan kampak yang rusak dicampakkan ke laut, lalu tumbuh menjadi dua buah pulau, Pulau Sangka, dekat Muara Seai di Pagai Selatan, karena disanalah timbunan pembuangan tangkai parang dan Pulau Kerawe dekat Muara Baibai di Pagai Utara disebabkan timbunan buangan dari sisa-sisa rotan yang dipakai untuk mengikat batang parang dan kampak.
Penebangan terus berlanjut. Akhirnya pohon raksasa itu tumbang juga, dan jatuh ke arah barat. Saking beratnya membelah pulau Pagai menjadi dua dan terjadilah Selat Sikakap. Akan halnya ranting pohon itu menjelma menjadi sungai dan teluk-teluk.
| Jadikan Sebagai Halaman Pembuka | Masukan ke Favorites | Link ke kami | Kontak |
Tampilan terbaik pada resolusi 800 * 600
Hak Cipta © 2001 oleh Gufron
All Rights Reserved.