KEREI (TABIB)
|
Di Mentawai, Kerei berasal dari mitos Sitakigagailau, pemuda yang diangkat ke langit oleh roh-roh Taikamanua yang dianugerahi tubuh yang indah dan wajah yang tampan. Dan ketika diturunkan kembali ke bumi, ia memiliki kesaktian untuk mengobati orang sakit. Di bumi ia mempersembahkan suatu persembahan kepada roh-roh Taikamanua dalam suatu punen supaya dia dapat berhasil. |
Seorang pemuda atau pemudi terpanggil menjadi kerei ketika sedang menderita sakit, melalui mimpi atau lewat ketidaksadaran.
Penyakit dan mimpi dikirimkan oleh roh-roh langit, dimana dalam bermimpi itu mereka masuk hutan untuk berburu. Pada waktu itu ia mengalami kekosongan jiwa untuk sementara. Seorang kerei dipanggil untuk menyelidiki apakah orang itu ada panggilan atau tidak. Ketika kerei masuk, ia bernyanyi di muka bakat katsaila langsung berbicara dengan kina buluat. Dengan dendang itu ia menyelidiki, mencari asal dan penyebab penyakit itu. Dia bertanya kepada pemuda yang sakit yang dijawab dengan kata-kata yang hanya dapat dimengerti oleh kerei, karena suara itu adalah suara roh. Kerei berulang lagi kontak dengan pemuda tersebut sehingga diketahui keinginan roh taikapata, roh-roh yang ada di bawah langit yang telah menetapkan pemuda itu menjadi kerei dan mengaruniakan profesi kerei kepadanya.
Di Mentawai, perempuan dan laki-laki dapat menjadi dukun, tetapi yang lazim dukun laki-laki. Kerei adalah istilah asli untuk menyebut tabib yang mempunyai kekuatan magic (kerek). Sejak Kerei mendapat kuasa itu, ia terus ditolong oleh roh pelindung. Oleh sebab itu dia sanggup berbicara dengan roh-roh.
Fungsi Kerei
Ada dua fungsi Kerei, yaitu melantik kerei baru dan menyembuhkan orang sakit. Untuk dapat melaksanakan tugas itu dengan baik Kerei harus tahu dan mengerti:
Berkaitan dengan penyembuhan penyakit, tugas kerei terbagi atas: |
|
Pelantikan Kerei
Calon kerei yang terpanggil meminta kepada Rimata supaya dapat diakui secara resmi sebagai kerei. Setelah Rimata meneliti dengan seksama, baru ia menyetujuinya dan mengumumkan kepada anggota Uma untuk melantik calon kerei tersebut.
Lebih lengkap baca Punen Pelantikan Kerei.
Magi
Di Mentawai, kerei melakukan magi putih (white magic) untuk menyelidiki penyebab penyakit dengan tujuan untuk menentukan obatnya. Sedangkan yang melakukan perbuatan jahat (black magic) disebut dengan Pananae, baik laki-laki maupun perempuan. Sedangkan korbannya disebut dengan Taekakenen.
Motif dilakukannya Tae (menyiapkan racun atau benda lainnya) disebabkan oleh rasa dendam, cemburu, benci dan sebagainya. Daerah yang paling terkenal membuat dan mengerjakan Tae adalah Saka-lagan (daerah Mentawai bagian Selatan).
Biasanya sipananae dapat melakukan itu dengan cara mengumpulkan bahan-bahan milik korban (taekakenen) seperti bekas atau sisa makanan, pakaian, rambut, atau puntung rokok. Apabila sudah terkumpul, maka sipananae membuat perjanjian dengan Sanitu Sikatai (roh jahat) untuk memperoleh bantuan, seperti memberikan sesuatu kepada roh-roh jahat yang disebut dengan Panakiat, seperti anak ayam, sepotong pakaian, tembakau, atau kalung menurut kemampuan sipananae.
Setelah benda persembahan ditetapkan, ia memanggil sanitu sikatai dan mempersembahkan panakiat. Persembahan itu dibarengi dengan ucapan sumpah-serapah dan sipananae menghancurkan benda itu yang melambangkan korban dengan pisau, parang atau tombak dan anak panah. Akhirnya hasil penghancuran itu dibakar. Esok harinya taekakenen jatuh sakit dan kemudian mati. Orang Mentawai yang sakit setelah mendapat pengobatan dari Kerei tidak juga dapat disembuhkan penyakitnya, dianggap sebagai korban dari sipananae. Untuk menguji kebenarannya, diambil sebutir telur dan diletakkan di atas piring supaya bisa tegak. Apabila gagal berarti penyakit itu berasal dari Tae. |
| Jadikan Sebagai Halaman Pembuka | Masukan ke Favorites | Link ke kami | Kontak |
Tampilan terbaik pada resolusi 800 * 600
Hak Cipta © 2001 oleh Gufron
All Rights Reserved.